Pada hari Jum'at 11 Oktober 2013 yang cerah, halaman Masjid Jumu'ah dipenuhi oleh jama'ah untuk beramah tamah dan bermuamalah. Hampir sama dengan Festival Hari Pasaran, jama'ah bisa bebas berdagang tanpa dipungut bayaran, tentunya juga transaksi bisa dilakukan menggunakan Dinar Dirham. Berbagai barang dagangan pun bisa ditemukan, buku, pakaian, makanan serta barang 'impor' yang dibawa oleh anggota JAWARA bisa ditemukan disana.

Delegasi dari Indonesia berkesempatan kembali menerapkan muamalah bersama-sama Muslim dari berbagai penjuru dunia. Bang Siddiq Santoso hari itu berbelanja sejumlah buku, jalaba dan oleh-oleh menggunakan Dirham Sultan Sepuh XIV. Cincin dan perhiasan produksi Turki yang dijual oleh Kassim Lund pemuda asli Eropa, seorang 'JAWARA' dan wakala yang juga murid Dallas College, dibeli oleh Kang Abdarrahman menggunakan Dinar Sultan Sepuh XIV, untuk dijual kembali di Tanah Air. Pak Shafiek Khan, fuqara Shaykh abdalqadir menjual madu dan beberapa barang 'impor' seperti sarung, tas yang dibawa oleh anggota JAWARA. Selain itu, 3 koin Dinar dan Dirham Sultan Sepuh XIV serta Sultan Ternate digunakan sebagai mahar oleh seorang Muslim di Johanesburg.

Beberapa koin Dirham WIN juga digunakan sebagai infak serta sedekah acara Moussem Shaykh Dr Abdalqadir as Sufi. Delegasi Indonesia juga menggunakan Dirham untuk hadiah dan sedekah di beberapa makam Wali yang terletak di kota Cape Town ini. Terbukti sudah, bahwa penggunaan Dinar Dirham sulit hanyalah ilusi belaka. Penerapan muamalah bisa dilakukan dimana-mana sepanjang kita memahami bahwa kedua koin tersebut adalah merupakan bagian dari perintah Allah serta sunnah Rasulullah, shallalahu alayhi wa sallam. Jadi tunggu apalagi? mari kita gunakan Dinar Dirham sekarang juga.

Jangan ragu karena Bersama Kita Bisa dan Kuat!