Depok, 19 Agustus 2014
Redenominasi: Menjelang Hilangnya Nilai Rupiah Kita
Masa dimana uang kertas kian kehilangan nilainya sudah datang. Mari bersiap
"Akan datang masa ketika tidak ada lagi yang dapat dibelanjakan (karena tak bernilai) kecuali dinar dan dirham."
(Musnad, Ahmad)
Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah, shallalahu 'alayhi wa sallam, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI tahun ini, Bank Indonesia (BI) memastikan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan diluncurkan.
"Tanggal 17 Agustus, uang baru tersebut akan diperkenalkan dan sudah masuk di mesin anjungan tunai mandiri (ATM)," kata Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, di Batam, Kamis.
Situs Wakala Induk Nusantara sejak tahun 2010 telah memberikan 'bisikan' agar masyarakat bersiap menghadapi hilangnya nilai uang kita. Redenominasi adalah hiper inflasi yang terselebung, tiada lain adalah tindakan teknis untuk menutupi penyakit kronis sistem mata uang kertas, yaitu inflasi. Sebagaimana kita alami saat ini, nilai rupiah terus makin merosot, dan satuan rupiah terbesar sudah mencapai Rp 100.000. Akibat inflasi yang terus-menerus uang Rp 100.000 inipun sudah semakin kehilangan daya beli. Konsekuensinya, BI seharusnya mencetak lembar rupiah dengan satuan yang lebih besar, misalnya Rp 500.000 atau bahkan Rp 1.000.000. Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah karena hadirnya uang kertas merupakan sumber dari masalah ekonomi dan sosial yang ada.
Solusinya: Keutuhan Pendekatan dan Penerapan Muamalah
Allah, subhana hu wa ta'ala, sejak awal telah memberikan jalan keluar dari bahaya penggunaan riba: Perdagangan suka sama suka. Sejak tahun 2008 Amirat Indonesia melalui Wakala Induk Nusantara dan
JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) telah melakukan berbagai upaya sosialisasi dan penerapa muamalah secara utuh.
Berpusat dari zakat yang merupakan paru-paru harta, koin Dinar Dirham diedarkan di tengah masyarakat, dibarengi pula dengan distribusi melalui Jaringan Wakala, dan yang terpenting sirkulasi nyata melalui muamalah perdagangan serta sosial yang dirintis oleh anggota JAWARA.
Beragam kegiatan ini masih memerlukan dorongan dan urun rembuk-kerja dari segenap lapisan masyarakat yang dikonsolidasikan dalam gerakan yang teratur dan rapih. Kejatuhan uang kertas dan sistem finansial ribawi sudah mulai tampak diambang mata, mari bersama hadapi dengan ketaqwaan serta kemauan kuat untuk bekerja sama dalam barisan yang rapih dan lurus. Bersama kita bisa dan kuat!
Dan kemenangan hanyalah milik Allah
Lebih jauh tentang redenominasi:
(002)
Dibaca : 2169 kali
lainnya
Index kategori : Berita