Bern, North Carolina, 12 Desember 2012
Transaksi Dinar Dirham di Amerika Serikat
Di negeri Paman Sam semakin banyak orang tidak percaya dengan dolar AS, beralih ke Dinar emas dan Dirham perak.
Ketika yang haq dihadirkan, yang batil akan musnah. Begitulah janji Allah, subhanahu wa ta'ala, kepada kita. Dan begitulah yang kini terjadi, umat Islam di berbagai pelosok bumi, telah kembali menegakkan yang haq: bermuamalat. Maka, sistem riba, kapitalisme, perlahan-lahan akan musnah. Hal ini mulai dapat kita saksikan juga berlangsung di Amerika Serikat, salah satu pusat sistem riba dunia.
Para Muslim di kota New Bern, North Carolina, AS, mulai membelanjakan Dirham mereka untuk keperluan sehari-hari. Toko "2 Girls Deli" telah mulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham, dan menempelkan Stiker Wim, di depan kasirnya. Gerakan kembali ke muamalat ini dipimpin oleh amir stempat, yaitu Amir Ismail Bryant.
"Setapak demi setapak kita mulai membebaskan diri [dari belenggu kapitalisme]," kata Amir Ismail.
"Insha Allah para fuqara di AS akan terus merevitalisasi muamalat dan amal ahlul Madinah, di sini, di jantung sistem kapitalisme," komentar Sean Jobs, salah satu murid dari Shaykh Abdalqadir as Sufi di Amerika Serikat.(001)
Dibaca : 984 kali
lainnya
Index kategori : Berita
Transaksi Dinar Dirham di Amerika Serikat
Di negeri Paman Sam semakin banyak orang tidak percaya dengan dolar AS, beralih ke Dinar emas dan Dirham perak.
Ketika yang haq dihadirkan, yang batil akan musnah. Begitulah janji Allah, subhanahu wa ta'ala, kepada kita. Dan begitulah yang kini terjadi, umat Islam di berbagai pelosok bumi, telah kembali menegakkan yang haq: bermuamalat. Maka, sistem riba, kapitalisme, perlahan-lahan akan musnah. Hal ini mulai dapat kita saksikan juga berlangsung di Amerika Serikat, salah satu pusat sistem riba dunia.
Para Muslim di kota New Bern, North Carolina, AS, mulai membelanjakan Dirham mereka untuk keperluan sehari-hari. Toko "2 Girls Deli" telah mulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham, dan menempelkan Stiker Wim, di depan kasirnya. Gerakan kembali ke muamalat ini dipimpin oleh amir stempat, yaitu Amir Ismail Bryant.
"Setapak demi setapak kita mulai membebaskan diri [dari belenggu kapitalisme]," kata Amir Ismail.
"Insha Allah para fuqara di AS akan terus merevitalisasi muamalat dan amal ahlul Madinah, di sini, di jantung sistem kapitalisme," komentar Sean Jobs, salah satu murid dari Shaykh Abdalqadir as Sufi di Amerika Serikat.(001)
Dibaca : 984 kali
lainnya
- Bermuamalah dengan Dirham di Norwich
- Inilah Para Dokter JAWARA
- Istana Dhuafa Gelar Lomba Gambar Muamalah
- Lembaga Riset dan Jajak Pendapat Terima Dirham Dinar
- MUI Harus Turut Bertanggung Jawab
Index kategori : Berita
© WAKALA INDUK NUSANTARA DISCLAIMER SITEMAP SITE INFO